Senin, 23 September 2013

LEUKEMIA

LEUKEMIA

Apa yang ada difikiran kalian jika mendengar kata itu? mungkin apa yang kalian fikirkan sama dengan apa yang saya fikirkan.

TAKUT, pasti kalian merasakan takut jika mendengar kata LEUKEMIA. Mungkin juga membayangkan bagaimana jika hal itu terjadi pada diri kita yang sama sekali tidak siap dan mungkin juga tidak akan siap untuk menerimanya. Tapi apakah kalian pernah berfikir bagimana jika hal itu benar-benar terjadi pada diri kalian? Lalu apakah yang akan kalian lakukan? Apakah pasrah menerima kenyataan? Putus asa dan semangat, ataukah kalian akan menjadi survivor leukemia?

Karena akhir2 ini banayk sekali kasus2 mengenai penyakit yang sangat mematikan itu saya berfikir, bagaimana jika hal itu mengenai pada diri saya? Apakah orang lain akan begitu iba melihat keadaan saya? Karena jujur tiap kali saya melihat ada orang yang menderita penyakit tsb saya sangat merasa iba dan kasihan terhadap orang tsb.

Saya sangat salut terhadap para survivor leukemia yang tidak patah semangat untuk melanjutkan hidup mereka, walaupun dalam hati mereka mungkin ada rasa pesimis untuk dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama.

Memang tulisan saya ini tidaka akan membantu apa2 bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakit mereka hingga saat ini,  tapi saya hanya ingin berbagi, bahwa orang lain seperti saya sangat salut terhadap perjuangan mereka para survivor.

Saat ini masih belum ada penelitian atau jawaban pasti dari para dokter mengenai penyebab penyakit leukimia itu. Dokter jarang tahu mengapa ada orang yang mendapat leukemia dan yang lain tidak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko tertentu meningkatkan kemungkinan seseorang menderita leukemia.
Beberapa faktor-faktor resiko ini adalah:
1. Radiasi: Orang yang terpapar radiasi sangat tinggi radiasi jauh lebih besar kemungkinannya untuk mendapatkan AML, CML, ataupun ALL.

2. Ledakan bom atom: Radiasi tingkat sangat tinggi yang disebabkan oleh ledakan bom atom (seperti yang terjadi di Jepang selama Perang Dunia II), orang, terutama anak-anak yang bertahan hidup dari ledakan bom atom akan meningkat risikonya terkena leukemia.

3. Radioterapi: Sumber lain terkena radiasi tingkat tinggi adalah pengobatan kanker dll. Radioterapi dapat meningkatkan risiko leukemia.

4. Rontgen diagnostik: X-ray gigi dan X-ray diagnostic lainnya (seperti CT Scan) merupakan paparan radiasi tingkat rendah. Belum diketahui apakah ada keterkaitan pada radiasi tingkat rendah untuk anak-anak atau orang dewasa dengan leukemia.

5. Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terkena AML.

6. Benzene: Paparan benzena di tempat kerja dapat menyebabkan AML. Hal ini juga dapat menyebabkan CML ataupun ALL. Benzene digunakan secara luas dalam industri kimia, juga ditemukan dalam asap rokok dan bensin.

7. Kemoterapi: Pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi kadang-kadang kemudian juga terkena AML ataupun ALL. Misalnya, obat-obatan yang merupakan agen atau inhibitor alkilasi topoisomerase sering dikaitkan dengan resiko kecil berkembangnya leukemia akut.

8. Down Sindrom & beberapa penyakit keturunan lainnya: meningkatkan risiko berkembangnya leukemia akut.

9. Sindrom myelodysplastic dan kelainan darah tertentu lainnya: Orang dengan kelainan darah tertentu akan meningkatkan risiko terkena AML.

10. Virus Human T-cell leukemia tipe I (HTLV-I): Orang dengan infeksi HTLV-I mengalami peningkatan risiko terkena leukemia jenis langka, yang dikenal sebagai T-sel yang merupakan jenis leukemia yang tidak menular.

11. Sejarah keluarga leukemia: Ini jarang terjadi. Namun bila ini terjadi, kemungkinan tipenya adalah CLL. Namun, hanya beberapa orang dengan CLL memiliki ayah, ibu, kakak, adik, atau anak yang juga memiliki penyakit ini.
materi referensi:
www.cancerhelps.com


Menurut Kompas.com
Bukan cuma orang dewasa yang bisa terkena kanker. Anak-anak pun tak luput dari penyakit paling ditakuti ini. Jenis kanker yang paling sering ditemukan pada anak adalah leukemia atau kanker darah.

Boleh dikatakan hampir 70 persen kanker pada anak adalah leukemia. Di urutan selanjutnya adalah kanker padat seperti kanker mata, ginjal, atau tulang.

Leukemia terjadi ketika sumsum tulang memproduksi sel darah putih (leukosit) secara berlebihan. Sebagian sel darah putih itu berubah sifat menjadi ganas. Akibatnya, sel darah putih yang seharusnya menjadi "tentara" untuk melindungi tubuh justru menekan trombosit (keping darah) dan eritrosit (sel darah merah).

Karena mengalir bersama darah, sel darah putih menyebar termasuk ke otak, gusi, kulit, tulang, hati, limpa, dan testis. Serangan sel darah putih yang mengganas itu bisa dilihat sebagai gejala.

Menurut Prof.Dr.Bambang Permono, dokter spesialis anak dari RS.Dr.Soetomo, Surabaya, orangtua mesti curiga dan waspada jika anak menunjukkan gejala-gejala 3P. "Ada tiga gejala utama, yakni anak tampak pucat, panas atau demam tanpa diketahui penyebabnya, serta ada perdarahan dengan pembesaran organ atau benjolan di getah bening," katanya disela acara peresmian rumah singgah pasien kanker anak Rumah Kita di Surabaya beberapa waktu lalu.

Perdarahan yang dialami anak bisa terjadi di gusi, hidung, atau bintik-bintik kemerahan di bawah kulit mirip dengan gejala demam berdarah. "Jika ada gejala-gejala itu hampir 80 persen adalah leukemia," katanya.

Untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui jumlah haemoglobin, leukosit, dan trombosit. Selain itu perlu diperiksa sumsum tulang belakang.

Pesatnya dunia kedokteran dan pengobatan menjadikan usia harapan hidup pasien kanker lebih tinggi dibandingkan satu dasawarsa terakhir. Menurut Bambang, harapan hidup pasien leukemia kini sudah lebih dari 50 persen.

"Kalau ditemukan sejak dini, harapan kesembuhannya sangat besar. Ada pasien saya yang didiagnosa leukemia sejak usia 4 tahun bisa sembuh dan sekarang sudah dewasa dan memiliki dua anak," katanya.

Tinggi rendahnya harapan hidup pasien, jelas Bambang, ditentukan oleh dua hal, penemuan kanker pada stadium awal serta kepatuhan pasien dalam pengobatan. Pengobatan utama leukemia adalah kemoterapi.

Sayangnya bagi pasien yang tidak mampu, pengobatan seringkali terputus. Bahkan meski biaya pengobatan sudah ditanggung pemerintah, namun banyak dari mereka yang tak punya biaya untuk bolak-balik ke rumah sakit. Padahal, pengobatan leukimia memakan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan.

Meningkat
Di Surabaya, berdasarkan data dari RS Dr.Soetomo, jumlah penderita kanker pada anak dalam 5 tahun terakhir makin meningkat. Pada tahun 2010 ada 689 anak terdeteksi kanker, sedangkan di tahun 2011 tercatat ada 744 pasien kanker anak baru.

Penyebab dari semua kanker tersebut masih belum diketahui. Menurut Bambang, hal tersebut mungkin berkaitan dengan peningkatan industri sehingga pencemaran pun meningkat.


Dia adalah Yu Yuan Gadis Kecil Penderita Leukemia Berhati Malaikat berasal dari China ia rela melepaskan semuanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan serta masa depan. read more http://forum.kompas.com/internasional/46142-yu-yuan-gadis-kecil-penderita-leukemia-berhati-malaikat.html





Dia adalah Stiliyan Petrov itu mantan pemain aston Villa yg pensiun dini karena penyakit Leukimia, nyang juga merupakan survivor leukemia



Dia adalah Josephine Katherine L anak 14 tahun yang masih duduk di bangku SMP asal Indonesia yang telah meninggal pada tahun 2011 read more http://2jkl.wordpress.com/



Dia adalah gadis kecil berusia 5th yang berasal dari Korea


Dia bernama Alan Vanderline yang merupakan boy Belieber dari Brazil yg meninggal krn Leukimia/Kanker 5
bln lalu tgl 20 April 2013.


Dan yang paling terbaru beliau adalah sutradara muda yang sangat inspiratif di indonesia Iqbal Rais yang meninggal pada hari tgl 22 sepetember 2013 pada usia 29th.




Itulah beberapa informasi yang dapat saya bagikan kepada kalian, semoga bermanfaat, read more about leukemia kunjungi http://penyebableukemia.com/